DALAM dunia pengobatan tradisional di Bali, delima putih (Punica
granatum L) mendapat perhatian penting karena khasiatnya yang istimewa.
Karenanya, orang kerap secara khusus ingin menanam buah yang pohonnya
setinggi 2-5 meter ini.
Dalam lontar Taru Premana sebagaimana
diterjemahkan Dra. I Gusti Segatri Putra dalam buku Taru Premana :
Khasiat Tanam-tanaman untuk Obat Tradisional (1999) disebutkan buah
delima putih memiliki khasiat sejuk (tis). Buah ini dapat dipergunakan
untuk obat sakit perut dan tekanan darah rendah, badan terasa letih
atau lesu serta kelelahan.
Cara meraciknya, buah delima putih itu
ditumbuk, diisi dengan kuning telur ayam ireng, madu, temu tis tiga
iris. Inilah yang kemudian diminum sebagai loloh (jamu).
Selain itu,
menurut Prof. Dr. I Gusti Ngurah Nala seperti ditulis dalam buku Usada
Bali (1991), delima putih juga berkhasiat untuk mengobati penyakit
cacing pita dan wandu (impotensi). Untuk mengobati cacing pita, yang
dicari adalah akar delima putih dilengkapi dengan berambang (bawang
putih). Cara pengolahannya dengan digerus halus, ditambah air kemudian
disaring dijadikan loloh untuk diminum.
Sementara untuk mengobati
impotensi, yang diambil adalah buah delima putih yang sudah masak, buah
kelapa muda mulung, ketan gajih, gula menggala (dapat pula dipergunakan
gula aren), gula sari, gula pasir dan madu. Cara pengolahannya, perasan
buah delima, daging kelapa, ketan gajih direndam, semua gula direbus,
diaduk, digerus halus. Hasil olahan itu dijadikan loloh kemudian
diminum.
Akan tetapi, untuk meracik obat-obat seperti disebutkan
tadi, tidaklah cukup dengan pengetahuan yang terbatas semacam ini.
Bagaimana pun, seperti layaknya di dunia medis, konsultasi kepada orang
yang memang memiliki komptensi di bidang pengobatan tradisional wajib
dilakukan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari risiko atau setidaknya
kegagalan dalam pengobatan.
Di samping untuk pengobatan, delima
putih juga merupakan salah satu buah yang dipakai dalam perlengkapan
upakara atau banten. Seperti ditulis dalam buku Taman Gumi Banten:
Ensiklopedi Tanaman Upakara (LPM Unud, 2004) buah delima putih juga
dipakai untuk banten suci, pule kerti, tetukon dan sejumlah banten
lainnya. Delima putih dianggap melambangkan kesucian.
Delima putih
digolongkan dalam habitus perdu dengan batang berkayu bulat bercabang
duri. Daunnya tunggal dengan bentuk lanset, begitu juga bunganya pun
tunggal. Delima putih tumbuh baik pada daerah dataran rendah sampai
ketinggian 200 meter dari permukaan laut. Delima putih lebih bisa
tumbuh pada tanah gembur dengan suhu 25-30°C serta kelembaban udara
70-90 persen. Selain delima putih, ada tiga jenis buah delima lainnya
yakni delima merah, delima hitam serta delima wanta.